Pantun Lambaian Teluk

Karya: Norgadis Labuan

Dialog Teluk dari Labuan,
Dirintis oleh PERWILA Labuan,
ASTERAWANI terpikat terus berkenan,
Lantas dibuat di Bandar Seri Begawan.

Setelah Brunei berdialog bersastera,
Limbang pula meneruskan karya,
Berkampung di sana membawa sejahtera,
Badan Seni Budaya cukup bergaya.

BAHASA pula ada cerita,
Tak mau terlepas berdialog bersama,
Kota Kinabalu tempat melangsungkan acara,
Sungguh gemilang amat terasa.

MBSS Sabah penuh semangat,
Di Pekan Sipitang dialog dibuat,
Penulis, pengarang, jauh dan dekat,
Karyawan, budayawan penuh beradat.

Bukan dipugai, dipukau, disantau,
Lambaian teluk membawa ke sini.
Teluk Pemangkin Persaudaraan Serantau,
Tema dialog teluk ke VI ini.


November 2008
Buku Aturcara Sempena DITEL VI 2008)

Lambaian Teluk

Karya: Norgadis Labuan

Lambaian Teluk
Memanggil dirimu
Hadir…
Berkunjung
Sebagai tetamu pulau
Berkampung berhimpun
Mengumpul makna dialog
Berbicara, berkata, berfikir
Dalam penuh pengertian
Dalam penuh persefahaman

Lambaian Teluk
Bersatu dalam satu persamaan
Terungkap dalam satu kehebatan
Menyusur satu haluan
Membina cinta dalam kesenian.


November 2008
Buku aturcara DITEL VI 2008

Labuan Bandar Kecilku

Karya: Norgadis Labuan

Labuan bandar kecil
tak seluas bandar raya Kucing
tak sebesar bandar raya Kota Kinabalu
namun
cukup untuk mencipta nama besar dan harum
meski
bandarnya tak sebesar namanya.

Labuan bandar kecilku
milik ibu tunggal yang lantang bersuara
milik suri yang bersuara dimeja mesyuarat
milik para ibu yang melahirkan anak cendiakawan
milik para duda yang kuat imannya
milik para ayah yang melihat anaknya berjaya
milik para usahawan pencinta bangsa
milik penghuni Labuan
yang meletak nama di menara antarabangsa.


ANTOLOGI PUISI DIALOG TELUK VI 2008 – LAMBAIAN TELUK

Hijrah II

Karya: Norgadis Labuan

Hijrah pertama memanggil daku
menarik kuat jantung hatiku
pantas langkahku mengikut bayu
lantas, Babu Salam menguak pintu
masuk aku bersama tekad padu
menyampaikan salam rasa rinduku
telah kupendam bertahun lalu..

Hijrah kedua memberi makna
langkah tawafku penuh sempurna
saie ku buat cukup selesa
penghawa dingin turut terasa.

Bertahalul sudah aku lalui
kini solat menghadap ilahi
nikmat terasa sukar dilafasi
air mata jernih meluncur pantas
hiba hatiku mengenang diri
tak sanggup kulepas perasaan ini.


ANTOLOGI PUISI DIALOG TELUK VI 2008 – LAMBAIAN TELUK

Pesan

Karya: Norgadis Labuan

Berpuisikah aku andainya kuberkata
bertasbih guruh tunduk takut kepada-Nya
berzikir malaikat memuji keagungan dan kebesaran-Nya
serta memohon sepenuh keampunan
agar insan beriman bernama manusia
terus masuk ke dalam Aden yang kekal selamanya
sesungguhnya demikian itu amat mudah bagi-Nya.

Berpuisikah aku andainya kuberbicara
tentang langit telah dihias
bintang-bintang menjadi pelita bertaburan
manakala tahi-tahi bintang itu
untuk pelempar syaitan-syaitan durjana
bukankah Ia maha berkuasa.

Berpuisikah aku andainya ucapku terlafas
nescaya tiada satu yang tertinggal
sekiranya Ia menyiksa manusia atas lakunya
sehingga tempoh masa yang ditentukan
ketahuilah tiada terlambat dan terdahulu
walau sesaat pun tidak mungkin bagi-Nya.

Berpuisikah aku atau sekadar berpesan
agar sahabat berpegang pada tali-Nya
bersama kehidupan yang amat bernilai
mencintai Nya lebih dari yang dicintai
merindui Nya lebih dari yang dirindui
bukan ibu, bukan ayah, bukan suami,
bukan isteri, bukan anak
dan bukan jua harta kekayaan dunia
kerana semua itu pasti akan hilang
dan Dia-lah maha pengasih serta maha penyayang
dan Dia-lah yang pasti akan kekal.

Berpuisikah aku andainya mengingat hari kemudian
saat langit telah terbelah, saat bumi telah diratakan
setelah hancur segala gunung-gunung
dan setelah dilempar segala isinya
dan sekelian itu patuh kepada-Nya
dan ingatlah wahai sahabat-sahabatku
yang kanan adalah kebahagian bagi kita
dan yang punggung akan binasalah kita.

*ANTOLOGI PUISI DIALOG TELUK VI 2008 – LAMBAIAN TELUK
*TERSIAR 06.02.2009, Labuan FM

Aduhai Jiwa Tenanglah Engkau

Karya: Norgadis Labuan

Aduhai jiwa tenanglah engkau
dalam rotan kehidupan yang menghambat
dan meninggalkan lebam-lebam derita yang perit
sambil menjahit benang-benang kehidupan
dan menyulam erti kepayahan
dalam jelujur masa yang panjang

Aduhai jiwa tenanglah engkau
dalam ombak perjuangan yang bergelora
dan menghanyut pasir-pasir tekad
sambil menghempas pantai semangat
dan merubah pantai hati
dalam bentangan semudera yang menggila.


Zulkaedah 1422
ANTOLOGI PUISI DIALOG TELUK VI 2008 – LAMBAIAN TELUK

Penjara Dunia

Karya Norgadis Labuan

Dinding batu empat bersatu
pintu satu pagar beribu
hati berbuku mengenang ibu
tua ibu menanti aku
penjara dunia menyumbat daku

air mata kaca berkaca
mencurah laju tanpa berkata
doaku Tuhan dengarlah bicara
bebaskan dari penjara dunia
menghukum tanpa usul periksa
menyumbat aku dalam merana

penjara dunia kubur yang nyata
adilnya ia tidak sekata
di akhirat kelak terimalah ia
Tuhan yang esa penghukum dosa
barulah tahu siapa yang kuasa.


14/11/2001 (3.39ptg)
ANTOLOGI PUISI DIALOG TELUK VI 2008 – LAMBAIAN TELUK

Arus Kota

Karya: Norgadis Labuan

Seketika mataku terpejam
keindahan desa jelas terbayang
pepohon menghijau riang
melambai mesra bersama irama bayu senja.

Senja bersama mentari beradu
memancar cahaya kunibg merah
cukup indah bagai teruna dara bercinta.

Seketika aku terjaga
desaku kini menjadi kota
bersama bangunan memanjat langit
memancar cahaya neon indah
merambat pepohon di jalanan
berkerdip, memancar dan menawan.

Menawan hati remaja lelaki dan perempuan
sedang asyik berpegangan tangan
dan lena berkucupan terbuka
dalam derasnya arus kota.


ANTOLOGI PUISI KOTA BUDAYA CITRA SEJAGAT 2005

Kota Lambang Kegemilangan

Karya: Norgadis Labuan

Kota lambang kegemilangan
kota berwajah kita
mewarnai
menghiasi
mengharunkan kota kita.

Kota lambang kegemilangan
kota berwajah kita
memerintah
menjaga
menjadikan kota gemilang.


Kota lambang kegemilangan
kota berwajah kita
menjadi wajah cemerlang
menjadi wajah terbilang
sebagai lambing kota kegemilangan.


ANTOLOGI PUISI KOTA BUDAYA CITRA SEJAGAT 2005

Kata Kota

Karya: Norgadis Labuan

Kata kota aku indah
kota kata aku mewah
kata kota aku maju
kota kata aku mercu
kata dia kota buruk
dia kata kota miskin
kata dia kota jahil
dia kata kota bakhil.


ANTOLOGI PUISI-KOTA GEMILANG WARISAN KITA 2004

Pulauku

Karya: Norgadis Labuan

Dua puluh tahun kutinggalkan pulauku
saat itu
wajahmu penuh kesyukuran
dirimu penuh kesucian
hatimu penuh ketaatan
mindamu penuh kesederhanaan

Dua puluh tahun kutinggalkan pulauku
saat itu
anak-anak belari riang
diatas tanah merah yang masih berlopak
menuju rumah tok guru belajar mengaji
berteman mukkadam dan Quran
menanam benih iman dibatas kalbu
sambil merentas sejadah malam

Dua puluh tahun kutinggalkan pulauku
saat ini
wajahmu penuh kerdipan
dirimu penuh cabaran
hatimu penuh persoalan
mindamu penuh kemajuan

Dua puluh tahun kutinggalkan pulauku
saat ini
anak-anak duduk malas disofa kereta
berjalan laju dijalan yang tidak berlopak
menuju rumah guru kelas tambahan
berteman buku matematik dan inggeris
bersama komputer bimbit sebagai kebanggaan
sambil merentas cahaya malam

Dua puluh tahun kutinggalkan pulauku
kini wajahmu tidak kukenal lagi.


ANTOLOGI PUISI – KOTA GEMILANG WARISAN KITA 2004

Kotaku

Karya: Norgadis Labuan

Kota ku indah tiada terbilang
pengunjung datang berulang-ulang
pemuda pemudi insprasi gemilang
menuju impian bertambah cemerlang

Pemuda pemudi insprasi gemilang
tanjak dipakai cukup bergaya
kota janjikan impian cemerlang
bersama menuju ke puncak jaya

Kota janjikan impian cemerlang
gadis bertudung berpegang tangan
jutaan pengunjung berkata berulang
kotaku indah tiada bandingan.


ANTOLOGI PUISI-KOTA GEMILANG WARISAN KITA 2004

Berapa Harga Diri

Karya: Norgadis Labuan

Bagaimana harusku menutup auratku
dengan kain lusuhku
yang robek tak bertampal
dan busuk dihidu penghuni kota

Bagaimana harusku mengalas perutku
dengan tak berisinya kocekku
dan tangan yang kosong
yang dianggap hina penghuni kota

Malaskah aku?
sedangkan aku lahir dalam kemiskinan
jauh dari dunia akademik dan internet
jauh dari kemewahan dan kesenangan
dan dicap pengemis oleh penghuni kota

Bagaimana harusku mengubah nasibku
Sedang tiada insan sudi menggajiku
dengan kecomotan dan keperitan
yang tak berharga bagi penghuni kota

Apakah yang berharga pada diriku
untuk digadai
agar nasib bisa berubah dimata penghuni kota
namun…
tetap berharga di mata Tuhan yang esa.


16 November 2001
ANTOLOGI PUISI-KOTA GEMILANG WARISAN KITA 2004

Gerbang Rindu

Karya: Norgadis Labuan

Kedatanganmu ku sambut mesra
bersama rahmat dan nikmat
yang kau hadiahkan untukku

Disaat akhir-akhir ini
hatiku terasa pilu
hatiku terasa sayu
dan hatiku terasa terharu

Mataku jua turut terasa akan kepedihan ini
manik-manik suci jatuh tidak bertanda
berlinangan menuruni pipi lembutku

Aku tidak mengerti
mengapa aku bagai terbayang
akan lembaian tangan halusmu
di gerbang rindu

Dapatkah kita bersama lagi?
atau….kita akan berpisah selamanya
sebelum sempat bersua kembali.


ANTOLOGI PUISI KOTA KITA WAJAH KITA 2003

Kota Gemilang

Karya: Norgadis Labuan

Kotaku
negara indah tanah tumpahku
rakyat hidup berbilang bangsa
bangsa bermaruah rakyat berpadu.

Kotaku
bersatu teguh seiring menara
maju berusaha menuju cita
bersama kekuatan bersama keyakinan
wawasan negara pasti cemerlang.

Kotaku
masa menguji saat menduga
berbagai bangsa tetap setia
meski kepalsuan datang melanda
namun
kebenaran pastikan datang
maka kepalsuan akan menghilang
sesungguhnya kotaku kota gemilang
jadi kebanggaan rakyat berbilang.


ANTOLOGI PUISI KOTA KITA WAJAH KITA 2003

Kotaku Kotamu Jua

Karya: Norgadis Labuan

Kotaku kotamu jua
mengubah rentak asli
pada warna warni
kerdip bebintang neon
menjamah malam sinar
bersama deretan bukit batu
dan gunung kebanggaan
yang diatasnya
terletak lima bintang
dan didadanya
terpancar nama kemegahan
diserata dunia.


PERWILA , 2002
ANTOLOGI PUISI-KOTA ASAS TAMADUN BANGSA 2002

Doa Penghuni Kota (Ujian-Mu)

Karya: Norgadis Labuan

Ya Allah - di kota
Penuh cabaran, penuh dugaan ini,
Kuseru nama-Mu bersama harapanku
Gantikanlah ujian-Mu dengan bahgiaku
Aku insan kerdil
Tak sanggup aku memikul dugaan berat
Meski kecil bagi-Mu
Meski ringan pada-Mu.

Ya Allah - di kota penuh
Penuh pancaroba ini,
sungguh
Aku redha dengan dugaan-Mu selama ini
Tapi cukuplah ya Allah
Aku terlalu lemah menghadapinya.

Ya Allah - di kota
Pelbagai ujian
Aku tak pernah engkar suruhan-Mu
Aku tak pernah lupa akan ujud-Mu
Aku tak pernah leka segala nikmat-Mu.

Sesungguhnya ya Allah
aku takut
Aku takut siapalah aku
Andainya aku tak mampu
Berdiri teguh
bersama ujianMu.


ANTOLOGI PUISI KITA KATA KOTA 2001

Kenapakah ?

Karya: Norgadis Labuan

Kenapakah kau berlari mengejarku di pantai
Sehingga ombak membasahi kakimu?

Kenapakah kau mengekori ke mana saja aku pergi
Sehingga hujan membasahi tubuhmy?

Kenapakah kau mencari apa yang tersimpan di hatiku
Sehingga kau sanggup menggadai meruahmu?

Kenapakah kau mahu menemuiku ketika itu
Sehingga kau sanggup mengikut kehendakku?

Kenapakah kau meninggalkanku
Setelah kau menemuiku ketika itu?
Kenapakah?


ANTOLOGI PUISI DIALOG TELUK V 2001

Kami

Karya: Norgadis Labua

Satu ketika dulu aku hanya sendiri
aku tidak mempunyai kekasih
namun, aku berteman seperti aku

lama aku menanti akhirnya dia datang jua
kami bersatu
temanku seperti aku cemburu

dari hari ke sehari kami membesar
bulan keempat kami bersama
degup tercipta, sana sini banyak yang terbina

setelah lama kami bersama
kami semakin cergas kami semakin cerdas

kami makan kami minum
tapi, bukan mulut tempatnya
bukan gigi mengunyahnya

satu ketika dulu setelah kami dewasa
akhirnya kami keluar bersama
diiringi tangisan pertama.


ANTOLOGI PUISI DIALOG TELUK V 2001

Cinta Sejati

Karya: Norgadis Labuan

Sesungguhnya kerana cinta
aku sedar dari lelap yang panjang
bersama saudara mati
yang melenakan aku
dengan mimpi khayalan semata.

Sesungguhnya kerana cinta
aku mendengar laungan merdeka
dan aku bangun lagi
untuk terus bersamamu
meski terpaksa menginjak onak dan duri
sakit, pedih, pilu
namun cinta sejati
pasti kurangkul erat
bersama kejayaan mendatang.

Sesungguhnya kerana cinta
aku kembali semula
berbekalkan semangat suci
memperjuangkan kebebasan negara
dari dinoda pertualang bangsa.

Sesungguhnya kerana cinta jua
aku rela terkorban dipenghujung perjuangan
hanya kerana
cinta sejati untuk negara.


ANTOLOGI PUISI DIALOG TELUK V 2001- TELUK PERSALAMAN

Hijrah

Karya: Norgadis Labuan

Sewaktu ku berhijrah
aku mengatur langkah pasrah
membawa dosa tidak terkira
mengira butir-butir tasbih
hingga menjejak kaki di Jeddah.

Sewaktu ku berhijrah
aku merenung kerdil diriku
jahil yang tidak terhingga
menyedarkan diri dari alpa
tika menginjak Masjid Nabawi
lembut hatiku melakukan ziarah
makam rasulullah dan sahabatnya.

Sewaktu ku berhijrah
aku menghimpun zikirullah
sehingga tibanya di Mekah
kumerasa terik mentari
tika tujuh kali mengelilingi kaabah.

Sewaktu hijrah ku berakhir
air mata keriangan mengalir mesra
namun disudut hatiku
aku ingin kembali lagi ke sana.


*DEWAN SASTERA 2000 / Labuan FM 2009
*ANTOLOGI PUISI GEMA MEMBELAH GEMA 13 - 2000

Bicara Buat Adikku

Karya: Norgadis Labuan

Ramaikah teman adikku
belajar dimana sekolah dimana
sahabat buruk baik dimata
mungkin
benarkah?

Elokkah sifat adikku
zaman berubah zaman maju
computer, internet,atau astro
banyak maklumat banyak didapat
apa tujuanmu?

Masihkah adikku sedar
di sini masih zaman lama
namun adikku hidup di zaman baru
atau alam fantasi dulu
kini nyata.

Aduhai adikku
alam berbeza siapa terasa
indah, molek dimata pudar
membara dihati hitam jua adanya
mana arahmu adikku?

Jauhkah darjat kita
atau engkau kehilangan diri
atau engkau masih mencari
dirimu yang belum lahir.

Apa yang kau lakukan adikku
tahukah aku
bukan maksudmu itu
bukan mintamu itu
bukan kehendakmu itu
namun kau lakukan jua
salahkah disini atau alam yang mengubah
sedar dalam tak sedar.


ANTOLOGI PUISI BONEO KALIMANTAN V 1998

TUHANKU

Karya : Norgadis Labuan

Ya Allah ya tuhanku
nafas kusedut bersama zikir-Mu
nafas kuhembus bersama nama-Mu
kunyanyikan surah-Mu bersama minatku
kudirikan solat bersama ikhlasku.

Ya Allah ya tuhanku
jalanku bersama seru-Mu
langkahku bersama izin-Mu
anugerah-Mu bersama harapanku
cubaan-Mu bersama kesyukuranku.

Ya Allah ya tuhanku
ampunilah segala dosaku
walau sekecil mana pun jua
namun
aku tak daya menerima neraka-Mu
tapi kutahu
nikmat syurga-Mu bukan mudah untukku.


Julai 1998

Tersiar: Jendela Sabah / Labuan FM 2009
ANTOLOGI PUISI TASBIH RINDU 1998 ~ (Antologi Puisi Mahrajan Sastera Islam Sabah)

Aku Benci Padamu

Hasil Karya : Norgadis Labuan

Kau teman
kau kekasih
kau sahabat
kau penawar
kaulah ubat

Kau musuh
kau pengkhianat
kau penipu
kau racun
kaulah penyakit

Aku benci padamu
DADAH

Tempat ke tiga pertandingan menulis puisi anjuran PERWILA