Dengan nama Allah yang
maha pemurah
lagi maha penyayang.
Aku hadir menunaikan
panggilan
menjulang kesetiaan
negara tercinta
menjaga keamanan tanah
berdaulat
melakar sejarah merah
berdarah.
Ketika kaki terus
melangkah
musuh di depan
kelihatan nyata
peluru bertabur tidak bermata
bagai hujan tidak
terkira.
Satu-satu temanku gugur
darah basah menitis ke
tanah
jeritan kengerian jelas
nyata
ada nyawa hilang di
sana
ada isteri hilang
suaminya
ada anak hilang ayahnya
ada si tua hilang
anaknya
ada keluarga hilang
saudaranya
apakah ada yang turut
simpati?
atau hanya menyalahkan
kami?
Ya Allah
berikanlah aku kekuatan
mengenggam azam wira
perkasa
melaung slogan cinta
negara
berjuang biar
bermati-matian
biar darah menjadi
saksi
biar nyawa menjadi
bukti
namun undur sekalipun
tidak
tetap kugagahi walau
derita
biar tercatat dalam
sejarah
wira perkasa tak pernah
gentar
mendidik warisan terus
berjuang
semangat satria makin
membara
meskipun nyawa jadi
gantinya.
Maafkan aku
andainya ini
kali terakhir kita
bersama.
ANTOLOGI PUISI BUKAN MENARI DI PENTAS PELURU